2

What Friends Are For....


"Aku suka curhat sama kamu soalnya kalau aku salah ya dibilangin salah, karena aku nggak sedang mencari pembenaran. Aku butuh komentar apa adanya" tersebutlah Lucky Mardiyanto, sahabatku mengatakan itu. *blushing*


Kami bertiga; aku, Lucky, dan Uut memang sudah dekat sejak SMA kelas 1. Meskipun hanya 1 tahun berada di kelas yang sama, seperti sudah diskenariokan Tuhan, kami masih dekat sampai sekarang. Kalau dengan Lucky, karena kebetulan dulu waktu kuliah s1 sama-sama di Malang, jadi ya kalau ada sesuatu dan pengen cerita dia tinggal ke kosan. Kalau uut, kami sudah terlatih menjalani curhat via telepon, sms, dan semacamnya sejak dulu. Uut kuliah di Surabaya saat itu. Meskipun pernah beberapa kali dia main ke Malang, salah satunya saat ulangtahunku. *blushing*

Sekarang, saat waktu mengatakan bahwa kami sudah sekitar 10 tahun mengenal, nyatanya tidak banyak yang berubah. Uut di Jakarta, Aku di Jogja, dan Lucky di Bojonegoro. Kami masih ada waktu untuk satu sama lain. Dipikir-pikir, hampir tiap hari aku bbman sama uut, atau mungkin sekedar mention2an 'gak juelasss' di twitter :p
Dan Lucky, meski tidak tiap hari berkomunikasi, dia cukup sering telpon kalau ada apa-apa. Seperti semalam, kami asyik bercerita dan mendengarkan sampai larut malam. 

Pernah dengar kalimat : "di-IYA-in aja biar cepet?" emm.. rasanya hal itu hanya berlaku saat kita ingin segera mengakhiri pembicaraan dengan orang lain yang mungkin jika dijabarkan bisa membutuhkan waktu lebih lama, dan (mungkin) kita enggan dengan durasi itu bersama dia atau membahas hal tertentu bersamanya.  Begitu, ya?
"bla bla bla bla.."
"Iya.."
sudah, selesai kan? Meaningless, di-IYA-in aja biar cepet semestinya tidak akan dilakukan sesama teman, atau paling tidak orang yang kita hargai. Itu bagian dari komunikasi efektif, berargumen lebih baik jika dibandingkan di-iya-iya-in aja tapi konflik tidak selesai.
Sehingga, aku kurang sependapat kalau ada yang bilang, "saat orang sedang bercerita (curhat), dia hanya butuh pembenaran, butuh di-iya-iya-in aja"
Untunglah Lucky dan Uut pun tidak berpikiran begitu.
Kalau membahas sesuatu sampai jelas lebih baik, kenapa harus gak dibahas? :)

Semalam Lucky mengintrupsi perbincanganku dengan Uut yang sedang seru. Uut jago gambar, kalau galau aku sarankan dia gambar, istilahnya galau produktif gitu lah ya. Hihihi..
Aku nggak bisa gambar sebagus uut, aku bisanya nulis. Jadilah aku nulis cerita baru, sudah 87 halaman sekarang, lumayan sih... tapi belum ada progress lagi. Bhahahahaahaaa
Ini beberapa dari hasil 'galau produktif' ala Uut

Ini Uut 'versi kurus sih' #Ops


Ehem #UutRaPopo #AkuRaPopo


Ini katanya aku. Ndelosor berdoa minta jodoh, 1 aja ^^


Ini aku lagi. Minta Jodoh tapi cerewet. Bhahahahaha


Ini aku dan Senja, tokoh fiktif di cerita baruku ^^ ~ tapi dia nggak kayak tuyul begitu sih -_-"





 Demikian ceritaku bersama Uut dan Lucky. Oh iya, satu lagi kesamaan kami adalah kami bertiga (katanya) sama-sama terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Uhuk! Toss! \^^/



2 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar....
Mari saling menginspirasi =)

Back to Top