0

Sia-sia Itu Tidak Ada


Sore kemarin langit diatas Bojonegoro berwarna abu-abu. Kelam dan datanglah hujan kemudian. Aku yang semenjak perjalanan dari rumah sudah setengah basah, semakin menggigil waktu sampai di depan terminal Bojonegoro. 

Tanpa aba-aba, aku mendekati pos dishub LLAJ di salah satu sudut. Bapak-bapak berseragam atas biru muda itu menyambutku dengan ramah. Jadilah aku menunggu jemputan travel menuju Jogja  dengan masih setengah menggigil sembari mengikuti perbincangan ketiga bapak petugas dishub tersebut.

Bapak petugas dishub termuda sedang menggebu menceritakan perihal istrinya. Dua bapak lainnya dengan bijak mendengarkan kemudian sedikit berkomentar. Aku hanya tersenyum saat mata si Bapak termuda mengarah padaku seolah meminta persetujuan. 

          “Iya kan, Mbak?”

            Aku bengong, lalu tersenyum. Terus terang memang sedang kurang tertarik terlalu konsentrasi mendengarkan perbincangan mereka. Maklum saja, aku sedang dilanda kegalauan karena tidak juga dijemput sopir travel.

          “Mbak’e masih bocah kok ditanyain” komentar Bapak yang lain yang seperti mampu membaca bahasa tubuhku yang bingung harus berkomentar apa.

 (((((BOCAH)))))) (((((BOCAH)))))) (((((BOCAH))))))

Aku termasuk yang percaya bahwa tidak ada yang akan sia-sia dari ‘sebuah perjalanan dan cerita’. Seperti aku kemarin.

          “Dibuat pelajaran ya mbak kalau nanti berumah tangga. Tapi jangan nikah dulu, mbak’e kan masih bocah”

(((((BOCAH)))))) (((((BOCAH)))))) (((((BOCAH))))))

Terimakasih bapak-bapak. Meski pada akhirnya keberangkatan ke Jogjaku tertunda, menunggu hujan reda kemarin tidaklah sia-sia. Dan, sesungguhnya agak 'wagu' kalau aku masih dipanggil bocah. Hihihihi…


0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar....
Mari saling menginspirasi =)

Back to Top