2

Perempuan Penggenggam Remah-remah Harapan


Untuk perempuan-perempuan yang masih menggenggam remah-remah harapan, dan 

Apa kabar hari dan hati kalian? Sore ini, aku baru saja menginjakkan kaki kembali ke kota kalian, Yogyakarta. Kota berhati nyaman, namun sekaligus menyesakkan buatku. Miles away from those I love is sucking!

Suatu malam, kita bertiga pernah membicarakan perihal masa lalu. Sesuatu yang tidak bisa kita lempar di selokan, tapi bisa kita 'rapikan'. Merapikan dengan memasukkannya dalam satu kardus yang sama berlabelkan kenangan. Tentu tidak ada yang melarang kita untuk tidak lagi membukanya. Namanya juga merapikan, tentu suatu waktu saat kita sedang beres-beres rumah, kardus itu pun bisa kita rapikan ulang. 

Curiosity killed the cat, sebuah metafora yang semestinya kita ingat-ingat sebagai perempuan. Memang lebih aman dan nyaman mengikuti seperti dikisahkan Habibie dan Ainun, "Masa laluku adalah punyaku, masa lalumu adalah punyamu, tapi masa depan adalah milik kita.."
Perempuan susah menerapkan, bukan? Entah hormon mana yang merasuki kita sehingga mempunyai keingintahuan besar tentang sosok perempuan-perempuan yang sebelumnya ada di hidup'nya'. Perempuan memang membuat perempuan lain merasa penasaran. Apa ini? Mungkin semacam kutukan.



Perempuan Datang Atas Nama Cinta
Bunda Pergi Karena Cinta
Digenangi Air Racun Jingga Adalah Wajahmu
Seperti Bulan Lelap Tidur Di Hatimu
Yang Berdinding Kelam Dan Kedinginan
Ada Apa Dengannya ?
Meninggalkan Hati Untuk Dicaci
Lalu Sekali Ini Aku Lihat Karya Surga
Dari Mata Seorang Hawa
Ada Apa Dengan Cinta ?
Tapi Aku Pasti Akan Kembali
Dalam Satu Purnama
Untuk Mempertanyakan Kembali Cintanya
Bukan Untuknya Bukan Untuk Siapa
Tapi Untukku…
Karena Aku Ingin Kamu
Itu Saja…


(Perempuan-Rangga AADC)


Dalam puisi ini, Rangga menyampaikan pada Cinta bahwa ia akan kembali dalam satu purnama untuk mempertanyakan kembali cintanya. Lalu? Sudah berapa purnama kalian menunggu?

**

Dari adikmu yang ingin belajar lagi dari kalian yang lebih dulu piawai menunggu. Karena adikmu ini pun semacam masih menunggu Rangga-nya yang belum juga mengetuk pintu. 
(Btw, Rangga masih lajang kan, ya? ) :p

Jangan lupa bahagia, kakak-kakakku ^^



2 komentar:

  1. Sudah berapa purnama kalian menunggu? #nonjok ya pertanyaannya,, hehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oopss.
      Maafkan kakak. Kamu tentu tahu, mana mungkin aku yang lugu dan lucu ini begitu lancang berlaku kasar padamu.
      Huaahahahahahaa

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar....
Mari saling menginspirasi =)

Back to Top