**
Bersama lelaki ini aku menemukan supernova berulang.
Gelombang kejut otomatis terjadi tanpa pola. Ia bintangku, supernovaku. Ia tak perlu meledakkan partikel-partikel
dalam dirinya. Keberadaannya saja sudah memunculkan pemandangan supernova di
kedua mataku. Pesonanya tidak
tertandingi. Untuk bintang, supernova hanya mampu ia pesonakan diakhir
kehidupan. Tapi tidak lelaki ini. Bersama berdua membuat kami lebih cemerlang
ratusan juta kali cahaya. Denyutan nadiku saat didekatnya menciptakan pantulan
menjulang ke angkasa. Kami tidak melulu bersemu tawa, namun bersama menjalani
bab satu hingga ujung dengan supernova yang terus menjerumus; bukan membuat sekat yang terus berjingkat. Bergandengan beriringan; bukan saling meninggalkan apalagi melontarkan hal-hal menyakitkan.
**
Ini adalah prosa sederhana yang belum selesai. Akan kuselesaikan
kemudian kubacakan padanya suatu hari nanti. Saat sudah diijinkan memanggilnya:
lelaki kesayanganku saja.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar....
Mari saling menginspirasi =)