0

Menunda Patah Hati



Beberapa jam sebelum menulis surat ini, aku masih nyaman dalam posisi telentang. Membelai bed cover yang menutupi badanku hingga leher. Hangat. Aku memang perempuan yang lebih mudah kedinginan. Tentunya, akibat fakta ini aku lebih nyaman dengan lingkungan hangat, juga bersama orang-orang yang menghangatkan. 


Meski kedinginan, aku memilih tidak mematikan kipas angin yang mematung menghadap di satu arah, tepat kearahku. Pikirku, jika kipas ini kumatikan, aku hanya akan mendengarkan malam yang hening. Kalian tentu tahu, otak manusia yang penakut akan semakin hebat berdelusi dengan objek-objek yang sebenarnya (mungkin) tak sesungguhnya ada. 


Aku menyukai memantarai diriku sendiri untuk diam di dalam kamar ini. Dengan tambahan buku di tangan, atau hape yang kupandangi sambil meringis beberapa kali. Kamarku yang penuh dengan warna ungu. 


Aku sempat khawatir terhadap respon suamiku (entah siapa) nantinya. Apakah dia pun aku senang dan nyaman saat memasuki kamarku ini. Kamar berdinding warna ungu juga dengan hiasan bunga-bunga warna ungu, berkorden warna ungu, bersprei (seringkali) dominan warna ungu, juga ada yang lebih mengkhawatirkan pada kamar ini. Emmm… Kamar ini dipenuhi banyak karakter Doraemon. 


Terdapat kursi bulat empuk Doraemon yang dihadiahkan Ibuku. Kursi ini sangat diidolakan sepupu dan keponakan-keponakan kecilku saat menyusup di kamar ini. Lalu, ada 2 bantal dengan model karakter Doraemon yang berbeda, juga hadiah ibuku. Dan, jika kaca yang membagi lemari ini sama besar dibuka, akan kalian temukan lebih banyak karakter Doraemon yang berbeda, juga dari orang-orang berbeda.


Saat tidur, aku suka menaruh bantal atau guling di sisi kanan dan kiriku. Mau bilang apa, aku kurang suka saat ada sisi kosong disekitarku. Aku suka saat menoleh ke kanan ataupun ke kiri, ada sesuatu yang bisa kupeluk, aku tidak suka merasa kesepian saat terbangun tengah malam. Karena, saat aku terbangun dari tidur kemudian kesepian, aku seperti merasakan patah hati.

Kamar ini tidak terlalu besar. Sehingga tempat tidurku hanya akan bisa di 
posisikan seperti ini, tidak bisa dipindah lagi. Tapi kamar ini belum pernah membuatku patah hati, setidaknya. Saat membuka pintu kamar ini, aku bisa menemukan wajah-wajah hangat, keluargaku. Aku masih belum ingin pergi hari ini.

Untuk mahasiswa-mahasiswaku, Ijinkan Bu Rosi menunda patah hati meski hanya sehari lagi. Karena saat Ibu sudah kembali ke Yogyakarta, ibu lagi-lagi akan merasakan patah hati. Ketika terbangun masih merasa sendirian, meski sudah ada bantal di sisi kanan dan kiri. Entah kenapa masih terasa kosong dan sepi.

Sampai bertemu minggu depan :)

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar....
Mari saling menginspirasi =)

Back to Top