Saya adalah mahasiswi jurusan keperawatan yang sedang menjalani semester akhir (baca : semester 8 ). Menjadi bagian dari tenaga kesehatan tidak lantas membuat perilaku saya seirama dengan bagaimana kesehatan itu seharusnya dijaga. Mie instant adalah makanan favorit saya sejak kecil, dan hal ini masih terbawa sampai menjadi mahasiswa sekalipun. Bukan karena saya seorang mahasiswa yang harus menghemat uang jajan atau yang malas untuk sekedar berjalan kaki mencari makan, tapi dengan segala kelebihan dan kekurangannya mie instant memang selalu istimewa di lidah saya. Dalam satu minggu, konsumsi mie instant saya bisa lebih dari 3 kali, itu masih terbilang sedikit. Waktu saya SD, hampir tiap malam saya selalu ke dapur dan memasak mie instant sendiri.
Yes, absolutely I’m a noddles holic. Apalagi Ibu terbiasa membeli mie Instant dengan jumlah banyak, 1 kardus untuk tiap pembelian pasca persediaan habis. Hemmm…tentu itu sangat mendukung, belum lagi selama ini orang tua saya hanya berpesan agar tiap membuat Mie Instant saya tidak pernah lupa menambahkan sayuran, bukan larangan untuk tidak terlalu sering membuat mie Instant. Kebiasaan ini sangat lama melekat hingga akhirnya menjadi semacam gaya hidup buat saya. Setidaknya kesehatan saya tidak pernah sangat drastis terganggu karena pola konsumsi Mie Instant ini. Hingga pada akhirnya saya mendapat semacam pencerahan di bulan Agustus 2009 yang berangsur mengubah pemikiran saya tentang Mie Instant.
Saat itu saya tengah disibukkan dengan kegiatan Ospek Jurusan. Ditengah libur semester genap, saya harus menyisihkan waktu antara berlibur dan menjadi panitia koordinator sie. Padatnya rencana kegiatan berkolaborasi dengan sempitnya waktu yang diberikan kepada panitia membuat pola makan saya benar-benar menjadi jauh lebih kacau dari sekedar kacau. Rapat dan briefing menghiasi kegiatan harian saya saat itu. Terhanyut dalam rangkaian persiapan itu membuat saya semakin tidak bisa jauh dengan Mie Instant. Pagi buta sarapan mie, pulang rapat dengan kondisi lelah pun membuat saya malas untuk mencari makan dan kembali membuat mie. Puncaknya pada H-1 ospek jurusan, seperti biasa sebelum berangkat saya pun menyempatkan sarapan (mie instant tentunya). Persiapan akhir sekaligus gladi bersih sampai malam membuat kondisi fisik saya menurun, hari itu saya mulai merasa ada yang aneh dengan tenggorokan saya, semacam ada batu bata yang mengganjal ditenggorokan dan sakit saat dibuat menelan. Malam harinya suhu badan saya pun mulai meningkat sedikit demi sedikit hingga mencapai 38⁰C. Tenggorokan saya pun makin terasa sakit, lendirnya bisa saya rasakan makin mengental dan membuat saya sangat tidak nyaman ketika menelan. Dalam dunia kesehatan saya menyadari bahwa saat itu saya sedang mengalami infeksi tenggorokan. Dalam benak saya yang terbayang adalah berbungkus-bungkus mie Instant yang sudah melewati tenggorokan saya selama ini, betapa bumbu-bumbu tajamnya telah membuat tenggorokan saya meradang seperti ini. Padahal keesokan harinya banyak sekali kegiatan yang harus saya koordinasikan dan tidak mungkin tiba-tiba saya tinggalkan begitu saja.
Keesokan harinya, suhu tubuh saya tidak berangsur turun, tapi sebaliknya terus meroket naik bahkan sampai 39⁰C. Meski sudah minum obat dan sepanjang malam sudah dikompres sekaligus banyak minum air putih , ternyata tidak seketika membuat saya bisa kembali pulih. Meski begitu saya tetap harus menjalankan tanggungjawab yang sudah dipercayakan pada saya.Dengan mata berair dan suara parau nan serak, jengkal demi jengkal kegiatan pun dapat saya lewati.
Ospek jurusan akhirnya memang bisa sukses saya lewati meski dengan kondisi jauh dari kata sehat. Akumulasi dari frekuensi mie instant tingkat tinggi ini akhirnya merontokkan daya tahan tubuh saya hingga harus bolos 1 minggu penuh dari kuliah dan bedrest dirumah. Pengalaman ini menggelitik ego saya untuk segera memperbaiki gaya makan instant menjadi lebih sehat
Tapi itupun tidak semudah yang saya bayangkan, bulan-bulan awal pasca tragedi, gaya makan Instant saya memang menurun drastis, tapi tidak pada pertengahan tahun 2010
Ini menegaskan bahwa mengubah diri untuk berpola hidup sehat memang tidak mudah, butuh proses yang mungkin tidak sebentar, tapi saya tidak mau menyerah! karena saya ingin hidup sehat dan selalu menjadi sehat!!!
Postingan ini saya ikutkan dalam :
http://try2bcoolnsmart.wordpress.com/2011/01/17/kontes-aku-ingin-sehat/
semoga bisa menginspirasi...
Yes, absolutely I’m a noddles holic. Apalagi Ibu terbiasa membeli mie Instant dengan jumlah banyak, 1 kardus untuk tiap pembelian pasca persediaan habis. Hemmm…tentu itu sangat mendukung, belum lagi selama ini orang tua saya hanya berpesan agar tiap membuat Mie Instant saya tidak pernah lupa menambahkan sayuran, bukan larangan untuk tidak terlalu sering membuat mie Instant. Kebiasaan ini sangat lama melekat hingga akhirnya menjadi semacam gaya hidup buat saya. Setidaknya kesehatan saya tidak pernah sangat drastis terganggu karena pola konsumsi Mie Instant ini. Hingga pada akhirnya saya mendapat semacam pencerahan di bulan Agustus 2009 yang berangsur mengubah pemikiran saya tentang Mie Instant.
Saat itu saya tengah disibukkan dengan kegiatan Ospek Jurusan. Ditengah libur semester genap, saya harus menyisihkan waktu antara berlibur dan menjadi panitia koordinator sie. Padatnya rencana kegiatan berkolaborasi dengan sempitnya waktu yang diberikan kepada panitia membuat pola makan saya benar-benar menjadi jauh lebih kacau dari sekedar kacau. Rapat dan briefing menghiasi kegiatan harian saya saat itu. Terhanyut dalam rangkaian persiapan itu membuat saya semakin tidak bisa jauh dengan Mie Instant. Pagi buta sarapan mie, pulang rapat dengan kondisi lelah pun membuat saya malas untuk mencari makan dan kembali membuat mie. Puncaknya pada H-1 ospek jurusan, seperti biasa sebelum berangkat saya pun menyempatkan sarapan (mie instant tentunya). Persiapan akhir sekaligus gladi bersih sampai malam membuat kondisi fisik saya menurun, hari itu saya mulai merasa ada yang aneh dengan tenggorokan saya, semacam ada batu bata yang mengganjal ditenggorokan dan sakit saat dibuat menelan. Malam harinya suhu badan saya pun mulai meningkat sedikit demi sedikit hingga mencapai 38⁰C. Tenggorokan saya pun makin terasa sakit, lendirnya bisa saya rasakan makin mengental dan membuat saya sangat tidak nyaman ketika menelan. Dalam dunia kesehatan saya menyadari bahwa saat itu saya sedang mengalami infeksi tenggorokan. Dalam benak saya yang terbayang adalah berbungkus-bungkus mie Instant yang sudah melewati tenggorokan saya selama ini, betapa bumbu-bumbu tajamnya telah membuat tenggorokan saya meradang seperti ini. Padahal keesokan harinya banyak sekali kegiatan yang harus saya koordinasikan dan tidak mungkin tiba-tiba saya tinggalkan begitu saja.
Keesokan harinya, suhu tubuh saya tidak berangsur turun, tapi sebaliknya terus meroket naik bahkan sampai 39⁰C. Meski sudah minum obat dan sepanjang malam sudah dikompres sekaligus banyak minum air putih , ternyata tidak seketika membuat saya bisa kembali pulih. Meski begitu saya tetap harus menjalankan tanggungjawab yang sudah dipercayakan pada saya.Dengan mata berair dan suara parau nan serak, jengkal demi jengkal kegiatan pun dapat saya lewati.
Ospek jurusan akhirnya memang bisa sukses saya lewati meski dengan kondisi jauh dari kata sehat. Akumulasi dari frekuensi mie instant tingkat tinggi ini akhirnya merontokkan daya tahan tubuh saya hingga harus bolos 1 minggu penuh dari kuliah dan bedrest dirumah. Pengalaman ini menggelitik ego saya untuk segera memperbaiki gaya makan instant menjadi lebih sehat
Tapi itupun tidak semudah yang saya bayangkan, bulan-bulan awal pasca tragedi, gaya makan Instant saya memang menurun drastis, tapi tidak pada pertengahan tahun 2010
Ini menegaskan bahwa mengubah diri untuk berpola hidup sehat memang tidak mudah, butuh proses yang mungkin tidak sebentar, tapi saya tidak mau menyerah! karena saya ingin hidup sehat dan selalu menjadi sehat!!!
Postingan ini saya ikutkan dalam :
http://try2bcoolnsmart.wordpress.com/2011/01/17/kontes-aku-ingin-sehat/
semoga bisa menginspirasi...
Mie instant emang enak kok, gak ada yang menyangkal.. tapi ya itu, efek jangka panjangnya pasti kerasa tuh.. harus disadari dari awal.. hehe..
BalasHapussepakaaaaat mas haqqi :)
BalasHapussebenarnya saya hanya disuruh untk mengkoment postinagn ini...saya tidak tau apa yg harus dikomen karna saya hanya mencoba menuruti permintaan penulis. Apabila komen saya ini sedikit mengganggu mohon maaf sebelumnya, sehingga tdak ada yg trsungging. trimakasih juga ats ketersedianya untuk membaca komen ini.
BalasHapussalam
hwakakaakakak :D
BalasHapusarek setresssss 8)
sampe sekarng pun..
BalasHapusaku masih addict banget ama yang namanya indomie goreng..
kalo yang berkuah aku kurang suka..
apalagi kalo indomie goreng duet bareng Milo hangat..manteb bener dah!
waaaa... sama mas...
BalasHapus*ngiler*
lebigh stress yng nulis postingan...udah tau mie gak apikk yo sering makan...hmmmm
BalasHapuskarena rasanya enak dan bikin ketagihan mameeennn :D
BalasHapushemmmm,jd lapeeerrr...
jiiiaahhh indomie goreng mah tinggal SMS warkop "mas pesen indomie goreng telor 1, dianter ke adyaksa 4 no 5A rumah abuabu" bereesss...
BalasHapusya namanya juga mahasiswa yang memang harus mandiri tanpa ada orang tua yg masakin rasa2nya emang indomie itu paling pas laahhh... kemaren selama ngerjain PA, mie instan emang senjata ampuh buat lapar heeehehehee
kalo mahasiswa kesehatan seperti anda (ceilaahh anda) mungkin ngerti, tapi buat manusia teknik speerti saya yang penting kenyaaanggg hahaa
saya masih sangat suka makan mie Rosiii,ditambah sekarang ada pop mie..semakin sering aq konsumsi,pa lagi klo udh laper malam *saya orang yg suka laper di malam hari*..lgsg bikin deh..bener2 g baik buat kesehatan..*hehe sadar*....
BalasHapusbtw,foto diatas *pas km presentasi* backgroundnya keren...hahaha
semoga menang yaaa Ros kontesnya..amiin :)
Hehe... *senyam-senyum baca komeng diatas*
BalasHapusWah, jurusan perawat ya? Kok mau sih jadi perawat? (pertanyaan yg sama kuajukan untuk diriku, hahaha...)
Terimakasih atas partisipasi Sahabat pada Kontes Aku Ingin Sehat.
Dimas : waaaahh, berarti saya harus melakukan promosi kesehatan pada anda saudara dimas. Mahasiswa dg mie instant emang kayak lem sama perangko, setidaknya mulai dikurangiah yaameskipun dikiiit (nunjuk diri sendiri) hihihi
BalasHapusAinun : hihihi, iya ainun begitupun dengankuuu... tapi harus tetep ada NIAT buat dikurangi (meskipun baru niat doank)
hahaha, pak toro yang ganteeng, lagi sakit parah disuruh jd moderatornya pak toro pula.MasyaAllah, untung gak pingsan!!
kakaakin : waaah,ternyata perawat juga. Saya "kecemplung" anda juga kah? huhuhu
semangat2, hidup perawat Indonesia!! (nyengir)
hahahaa kalo lagi mager yaaa ujung2nya SMS abang warkop hahahaaa :D
BalasHapuskalo di rumah sih emang makan mie instant aku malah dimarahin mama tapi kalo dah di kosan gini emang susah kalo lagi mager ato mungkin lagi ujan, ya ga? ya ya ya kan??hahahaa
*bisik-bisik pakek gaya setan*
BalasHapus"iyaaa,dimas...bener... aq setujuuu koq"
emang beneraaaan susaaaaaahh dehhh ngilangin mie instant jauh2 dari list makanan kita, tapi setidaknya hanya cukup dikurangi koq frekuensinya..
*lantang pakek gaya peri*
preketek cii ciiiiii... ga percaya kalo mau ngurangin hahahahaa
BalasHapusgak boleh pesimis!!!!
BalasHapusdemi kehidupan yg lebih sehat, hahaha
*ketawa bernard*
betul,,setuju karo demit...:P
BalasHapuspenting perut terisi...
aq malah kalo sakit doyannya mie instan doang...
terus gimana tu...:|
tp kalo sehat ya jarang makan itu...:)
kemal
hwahahaha, anonim tapi tetep dikasih identitas :D
BalasHapusmalah aneh pakgur ini, sakit tapi makannya mie.. ccckkk... refoooot dah -_-"
tapi, pada dasarnya mie emang enak sih :(
hehehehehehehe...
BalasHapuskelamaan ntr kalo comen as google account,,kudu login segala...
ya anonim aja trz dikasi id...
hehehehehehehe...
emang enak kok,,soale kalo sakit cuman mie yang bisa masuk n kerasa enak...
kemal
cckk, padahal itu hanya godaan setan pakgur... kenikmatan itu hanya semu belaka, kosong dan tidak berisi :D
BalasHapushahahaha *ceramah ala biksu tong*
iki pakgur opo sih? koyo kempol katene dadi guru ae le le, ganteni kadeni kono lho hahahaa
BalasHapushalah intine mi ki enak, wis to gausah dibantah, urusan sehat lara lan pejah sampun diatur Ingkang Kuasa :)
lhooo, kemal lhoo emg mw jadi guru, iya kan pakgur? ;p
BalasHapusiyoooow, emang enak tapi tapi tapi.....
:~
gausah tapi tapian
BalasHapusLagi banyak banget ya kontes di internet :D
BalasHapusOh..ya, makan mie instant keseringan sangat gak baik.
Bisa menyebabkan kanker.
Tapi syukurlah bisa melewatkan ospek jurusannya dengan baik :)
tapi tulisan ini gak semata-mata u/ ikut kontes itu koq :)
BalasHapusiya..untungnya gak pingsan ditengah acara, hehe
Setelah di acc yang punya gawe, juri datang menilai
BalasHapusterima kasih partisipasinya
terimakasih kembali
BalasHapus*hormat graakk!!!*
:b
:mj
BalasHapusselain mie instant, banyak juga makanan tidak sehat...
tentu saja, tapi kali ini saya menoleh pada masalah diri saya dulu...
BalasHapus*penggila mie instant*
:)
makanan kesukaan yg semakin jarang saya nikmati
BalasHapus:(
semoga sukses di acara kontesnya :)
wahh, hebat donk ya.. suka tapi sudah jarang makan :D
BalasHapusmakasih yaa :)
emang enak mi instan itu,,msg emang enak...tapi berbahaya jangka panjang,,,salam kenal dan semoga sukses rosi,,,
BalasHapusiya putri betul banget..
BalasHapusmakasih ya, salam kenal juga :)
Gara-gara mie instant juga saya kena tifus
BalasHapusriez : waahh... ternyata banyak yg punya kenangan pahit bersama mie Instant. Hehehe
BalasHapusastaga baru liat akuw foto osjur backrounnya ternyata ituw,,,,,
BalasHapusteringat sesaat sebelum akuw MRS dan terkapar,,,,@_@
hwahahaha, ganteng kan ya backgroundnya? :D
BalasHapusiyee, kita kan kompakan sakitnyee jeng
^_^
BalasHapussangat menginspirasi ...
salam ukhuwah dari 4antum ...
terimakasih...
BalasHapusiyaa, salam kenal ya :)