Ikatan yang membuat kita jatuh bangun bersama. Bukan 'jatuh' dan 'bangun' yang sekadar parafrase
Tolong baca surat ini Tgl 09 Februari 2014
Surat ini kutulis dalam perjalanku pulang, juga berarti meninggalkanmu dalam
kurun beberapa waktu.
Sudah 1 tahun sayang. Sejak pertama kita bertemu sekaligus menciptakan
ikatan. Ikatan yang membuat kita jatuh dan bangun bersama. Jatuh dan bangun
yang bukan sekadar parafrase. Namun sungguh, jatuh lalu bangun lalu jatuh lagi
dan bangun lagi.
Maafkan aku sayang, kini kamu tak setampan dulu. Aku akui, itu salahku. Kita
memulai semua dari awal, bersama. Dari hal yang tidak mungkin menjadi terwujud
nyata pada akhirnya.
Lagi, maafkan aku yang terlambat mengenalmu. Seharusnya,
ada banyak kesempatan kita bisa bertemu lebih awal. Tentu, jika itu terjadi
maka perjalanan romansa kita tak akan sedramatis ini. Ah, itu masa lalu.
Bukankah kita sudah melewati masa-masa sulit untuk siap dengan masa depan
gemilang? Iya sayang, aku paham. Tidak ada yang perlu disesali. Luka yang kudapat
saat menjalani hari denganmu pun sudah kering. Namun, tidak pada luka yang
melekat di dirimu. Maafkan aku.
Benar kata orang, menjalani masa sulit bersama di awal hubungan akan
menciptakan ikatan yang lebih dalam. Kini, aku lebih mencintaimu. Setelah
sempat kuputuskan menjauh darimu karena rasa sakit dan ketakutan yang tak mampu
kulawan. Maafkan aku. Tolong anggap itu adalah proses kedewasaan hubungan kita.
Kini, kuucapkan Happy Anniversary. Kamulah yang paling paham, bahwa komunikasi diantara dua orang yang menjalin ikatan semestinya memang konsisten dan berkelanjutan. Lihat saja caramu yang diam membisu saat dua hari saja aku tidak menyapamu. Ya ya ya, aku yang salah. Harusnya aku tahu, tidak mungkin kamu terlebih dulu menyapaku. Hehehe...
Untuk motorku tersayang, si Beat Putih ber-plat S.
^^
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus